Pada masa kini, konsumsi gula telah menjadi bagian tak terpisahkan dari pola makan sehari-hari.
Tahukah Anda bahwa menelan lebih gula dapat menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan?
Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa tubuh mereka memberitahu hal itu ketika mereka mengalami overdosis gula.
Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang perlu diperhatikan, diikuti dengan penjelasan lebih terperinci:
Organisasi Pimpinan Persatuan Ahli FarmasiProfiler Di Provinsi Bali
Klik Informasi lengkap tentang Bianglala Denpasar
Bermakna Lapar dan Meningkatnya Berat Badan
Gejala umum kelebihan gula adalah lapar yang terus-menerus. GLUKOSA dari makanan manis cepat dicerna, sehingga tubuh tidak mendapatkan kenyang yang bertahan lama.
Selain itu, lonjakan gula darah setelah mengonsumsi gula berlebih menyebabkan peningkatan produksi insulin. Ketika kadar insulin jatuh secara drastis, tubuh merasa membutuhkan lebih banyak makanan, terutama yang manis.
Jika pola makan seperti ini dikonsumsi terus-menerus, banyak kalori akan disimpan sebagai lemak, sehingga menyebabkan kelebihan berat badan dan meningkatkan risiko obesitas.
Perubahan Suasana Hati
Fluktuasi kadar gula dalam darah memengaruhi kestabilan suasana hati. Naiknya energi dari gula dapat meninggikan semangat seseorang sejenak, tetapi ketika kadar gula menurun, tubuh akan merasa lelah dan emosi menjadi tidak stabil.
Hal ini juga memengaruhi produksi hormon stres seperti kortisol, yang dapat memburukkan suasana hati. Akibatnya, seseorang menjadi mudah tersinggung, waspada, atau bahkan mengalami gejala depresi ringan.
Kelelahan dan Lemas
Meskipun gula memberikan energi instan, efek ini tidak bertahan lama. Ketika kadar gula darah menurun, tubuh kehilangan tenaga, menyebabkan sensasi cape dan lemah yang berlangsung lama.
Kondisi ini dikenal sebagai “sugar crash.” Jika dibiarkn, kelelahan kronis dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Mengidam Makanan Manis
Konsumsi gula yang berlebihan dapat menciptakan pola kecanduan. Gula dapat memicu pelepasan dopamin, neurotransmitter yang terkait dengan rasa senang, di otak. Ketika kadar dopamin menurun, tubuh secara alami akan mencari sumber lain untuk meningkatkan perasaan tersebut, seperti makanan manis.
Ketergantungan ini bisa memburukkan konsumsi gula harian dan membuat tubuh menjadi semakin sulit untuk melepaskan diri dari pola makan yang tidak sehat.
Kulit Berjerawat dan Keriput
Proses glikasi yang disebabkan oleh konsumsi gula dalam jumlah yang tinggi merusak kolagen dan elastin, dua protein yang sangat penting yang mencegah kulit menjadi kering dan keriput. Akibatnya, kulit lebih cepat menampakkan tanda-tanda penuaan.
Selain itu, kadar gula yang tinggi menyebabkan peradangan, yang dapat meningkatkan produksi minyak di kulit dan sekaligus menyebabkan jerawat.